NGGAMPING AGRO URBAN FRINGE
Tugas yang diberikan adalah mendesain permasalahan yang ada di kawasan pinggiran kota Yogyakarta dengan memberi solusi permasalahan yang optimal untuk berbagai pihak seperti masyarakat setempat, pengguna jalan dan aktivitas aktivitas pada fasilitas umum.
Kawasan gamping merupakan kawasan di sebelah Barat Daya Kota Yogyakarta, berbatasan dengan ring road barat, ring road selatan dan jalan wates. Kawasan ini sebagai kawasan transit dari luar kota menuju kota Yogyakarta dan secara administratif masuk Kabupaten Sleman. Sepanjang jalan utam ini merupakan area komersial mulai dari pasar, toko maupun rumah usaha. Permukiman memiliki fungsi yang beragam, dengan terkoneksikan oleh jalan penghubung dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Potensi lokal yang dapat diambil adalah :
1. Pertanian, kawasan gamping sebagian besar terdiri dari sawah dan perkebunan, sehingga potensi kawasan tersebut merupakan daerah dengan hasil bumi yang dapat di distribusikan di kawasan tersebut maupun ke luar daerah.
2. Terdapat tiga pasar dengan fungsi yang beragam. Pasar gamping, Pasar induk buah dan sayur, pasar sentral umum ambar ketawang. Pasar ini merupakan tempat distribusi hasil bumi dari daerah setempat maupun dari luar daerah.
3. Tiga noda besar untuk masuk ke kota yaitu Ring road selatan,ring road barat dan ke kota yogyakarta, sehingga transportasi umum dengan volume yang cukup tinggi melintas di jalan utama kawasan gamping.
PROBLEM ISSUE
Aspek jaringan utama jalan
• Membentuk local high streets untuk memecah kepadatan sirkulasi di jalan
utama
Aspek trasportasi umum
• Tidak terdapat pemberhentian transportasi umum yang jelas
• Tidak meratanya titik penangkapan transportasi
Aspek tata guna lahan
• Tidak ada keteraturan zoning pembagian lahan
• Penyebaran radius greenspace yang tidak merata
Aspek sarana dan prasarana
• Belum tercapai kontinuitas pedestrian ways di kawasan
VISION
Visi penataan kawasan gamping adalah merencanakan suatu kawasan pinggiran kota dengan potensi lokal sebagai titik tangkap pertama sebagai gerbang kota dengan penataan sirkulasi dan pembagian distrik yang lebih optimal.
Landmark Kotagede, Jogja
renovasi sri kresna A-57
Penyokong Kanopi
Putrajaya Bridge
Perencanaan kota Putrajaya sangat mempertimbangkan karakter alam setempat atau sering disebut "Basic Landscape Unit" yang menjadi dasar penetapan struktur utama tata ruang kotanya. Keberadaan danau, rawa dan badan badan air membagi kawasan menjadi berbagai wilayah yang dihubungkan dengan jembatan-jembatan, seperti Seri Wawasan Bridge yang sangat indah, Seri Saujana Bridge, Seri Perdana Bridge dan Putra Bridge. Elemen air yang dominan di Putrajaya menciptakan lanskap yang sangat menarik atau sering disebut sebagai "waterscape”
Putrajaya Malaysia "Garden City, Intelligent City"
Putrajaya adalah pusat administrasi Malaysia (Federal Government Administrative Centre) yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur. Tempat ini sekitar 25 km ke arah selatan dari pusat kota Kuala Lumpur atau sekitar 20 km dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Putrajaya didirikan pada 19 Oktober 1995, Kota ini dibangun dengan perencanaan yang sangat detail, inovatif dalam desain kotanya serta sangat memperhatikan kelestarian lingkungan alamnya. Kota modern ini sangat menghargai alam lingkungannya sehingga pantas jika dijuluki "Garden City, Intelligent City"
Luas kota Putrajaya kurang lebih 4.932 hektare, lebih dari 37% dari luas kota dikembangkan sebagai taman-taman (parks), danau seluas 650 hektar dan rawa-rawa untuk menciptakan keseimbangan ekosistem kota.
Pemerintah Malaysia merencanakan dalam jangka panjang yaitu sampai tahun 2020 negaranya akan menjadi negara taman. Dalam hal ini oleh Perdana. Menteri Malaysia Dato Seri Abdullah Bin Haji Ahmad Badawi dalam kata sambutan tertulisnya pada buku program kongres IFLA yang ke-44 menyatakan bahwa negara ini ingin menjadi The Most Beautiful Garden Nation "Cemerlang, Gemilang dan Terbilang".
Keberadaan danau dan penghijauan di kawasan Putrajaya menciptakan iklim mikro yang sangat berpengaruh positif terhadap kenyamanan kota.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Dr.Mahathir Muhamad ketika meresmikan kota baru Putrajaya antara lain menyatakan, "Putrajaya is the manifestation of the symbiosis of man, nature and science through detailed planning, innovative urban design and a respect for the environment"
Dari kawasan Putrajaya ini terlihat begitu besar obsesi pemerintah dan rakyat Malaysia untuk menunjukkan kepada dunia sebagai negara maju. Di Putrajaya telah terbangun gedung-gedung megah yang menarik wisatawan, seperti gedung Perdana Menteri Malaysia, hotel-hotel berbintang, beberapa mal/lokasi shopping, danau buatan yang berfungsi mengatur iklim sebagai lokasi untuk melihat keindahan Putrajaya, convention centre bertaraf dunia dan kemegahan Masjid Putra.
Di Masjid Putra yang namanya diambil dari Perdana Menteri Malaysia pertama, almarhum Tunku Abdul Rahman Putra, terlihat penghormatan warga Malaysia kepada orang luar. Penerapan syariat Islam di Malaysia tidak membuat kaum muslim menjaga jarak dengan umat lain yang ingin melihat dari dekat kemegahan Masjid Putra. Ini dibuktikan ketika para tamu wisatawan asing (non-muslim) yang ingin berziarah ke Masjid Putra, pengurus masjid telah menyiapkan pakaian khusus (jubah warna pink) untuk tetap bisa melihat dari sekitar halaman masjid.
Aspek keamanan menjadi perhatian utama. Pemerintah Malaysia tidak harus menempatkan personel polisi sebanyak-banyaknya untuk menjaga aktivitas keseharian di Putrajaya, namun cukup dipantau tidak kurang dari 25 ribu monitor CCTV. Rumah-rumah pejabat negara seperti para menteri yang tidak berpagar, menunjukkan pula tingkat keamanan yang tinggi di kawasan pusat keuangan dan bisnis utama di Malaysia tersebut. Ini gambaran beberapa potret penting di Malaysia yang perlu menjadi catatan daerah-daerah di Indonesia dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya
Untuk menciptakan kota dalam taman (city in a garden) dibangun 12 buah taman di kawasan Putrajaya dengan berbagai tema, antara lain empat buah taman berikut, Taman Wetland, Taman Botani, Taman Warisan Pertanian, Taman Rimba Alam atau Forest Park.
Saya mengangkat topik ini karena kekaguman pada waktu berkunjung ke dataran putrajaya Malaysia, mengamati bagaimana lanskap tertata dengan rapi serta pusat pemerintahan sekaligus sebagai objek wisata kemudian bercermin pada negara Indonesia. Betapa tertinggalnya kita dalam mengembangkan potensi lanskap yang ada, sebuah tantangan bagi para ahli lanskap.
Sekian....
Survey kotagede jogja
Kegiatan materikulasi MDKB minggu pertama adalah survey ke kotagede, bareng temen - temen satu angkatan, 10 mahasiswa berangkat survey ke kotagede hari rabo 15 april 09 dengan cuaca yang sangat menyengat kulit (panas banget).
Survey yang dilakukan adalah mengamati :
1. pola blok bangunan
2. perubahan karakter bangunan joglo, lorong/gang
3. lanskap
4. pengambilan foto dari spot daerah teritorial
Kesan setelah survey kotagede :
Gempa bumi yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu telah berhasil merubah wajah Kotagede menjadi “kotabaru” dengan sentuhan desain modern. Rumah-rumah baru dengan berbagai bentuk dan tipe menghiasi hampir seluruh kawasan Kotagede. Renovasi terhadap rumah tinggal masyarakat yang awalnya berkarakter Jawa (Joglo) dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Perubahan¬ - perubahan tersebut lambat laun akan merubah pola kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Jalan rukunan yang tercipta dari desain rumah Joglo yang merupakan jalan penghubung antar tetangga ikut menjadi kenangan dengan berubahnya tipe hunian masyarakat pasca gempa.
Pada awalnya perkampungan Joglo dengan krakteristik yang unik tersebut berada di antara gang-gang sempit yang membentuk labirin membuat kita harus benar-benar jeli untuk dapat menemukannya. Gang-gang yang disebut “gang rukunan” atau “jalan rukunan”. ini sebenarnya banyak, namun yang paling terkenal adalah Gang Rukunan yang berada di Kampung Alun-alun. Lokasi ini merupakan kompleks pemukiman yang banyak terdapat rumah-rumah Joglo dengan bentuk dan susunan yang masih asli. Pada umumnya rumah Joglo memiliki halaman yang luas, tidak demikian dengan rumah-rumah Joglo di gang ini. Bagian pendapa dan dalem dari rumah-rumah Joglo ini berhimpitan saling sambung menyambung hingga membentuk gang. Gang inilah yang kemudian dikenal dengan Gang Rukunan, yang mencerminkan betapa rukunnya para warga di gang ini.
Melihat kondisi yang terjadi di kawasan Kotagede sekarang ini memberikan pertanyaan bagi kita, akankah kita diam dan kehilangan sejarah Kotagede? Jika ingin mempertahankan sejarah kebudayaan Kotagede maka ada beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam rangka pelestarian kawasan budaya Kotagede, antara lain: memperbaiki kondisi di seluruh kawasan Kotagede terutama situs kompleks masjid, makam kerajaan dan juga arsitektural kawasan agar nilai-nilai budaya dan sejarahnya dapat diapresiasi oleh masyarakat di masa kini. Mempertahankan keaslian dan originalitas yang didahului dengan studi menyeluruh untuk mengungkap nilai-nilai filosofis yang ada. Memberikan pemahaman yang sama kepada semua pihak bahwa Benda Cagar Budaya merupakan sumberdaya yang harus ditangani tidak dengan tindakan yang sesuka hati. Maka tanpa didasari dengan keinginan melestarikan dan itikad baik, pengelolaan Benda Cagar Budaya hanya akan menuai konflik.
Berkurangnya bangunan joglo yang hancur akibat gempa jogja dan tidak dibangun lagi dengan bentuk joglo, mereka membangun dengan bentuk yang lain atau membiarkan lahan tersebut terisi puing - puing bekas gempa.